Juara 1 Lomba Menulis Cerita Tingkat KBMI
Nur Khamidah, S.Pd
Wali Kelas Kelompok Riang
Ku langkahkan kaki dengan penuh semangat memasuki gerbang merah-hijau yang terpampang besar logo KB & TPA Ma’had Islam. Yaa… tempat dimana aku bermain dan belajar bersama teman-teman kecil ku. Sudah memasuki tahun ke tiga, aku mengabdikan diri di sini. Lukisan kuda poni menghiasi lorong dinding tempat bermain out door. Terlihat ada beberapa ekor kuda poni terlukis di sana. Ku lanjutkan langkah ku menuju ruangan bercat merah di salah satu dindingnya. Disinilah aku dan teman-teman kecil bermain dan belajar bersama setiap harinya dari pukul 08.00 hingga 10.15.
Menyalakan AC, menata karpet,
serta mengecek perlengkapan bermain merupakan rutinitas pagi ku di kelas
sebelum menemani anak-anak bermain di luar. Namun, khusus untuk hari ini, yaitu
Senin. Aku mendapat jadwal privat Qiro’ati. Kegiatan pengantar yang juga
menjadi program unggulan di sekolah kami. Anak-anak dikenalkan dengan
huruf-huruf hijaiyyah secara privat.
Jadwal privat Qiro’ati tiga hari dalam satu minggu, yaitu hari Senin,
Selasa, dan Rabu yang di mulai pukul 08.30 hingga 08.00.
Pagi ini terlihat beberapa anak
sudah datang ketika aku selesai dengan rutinitas pagi ku di kelas. “Ayoo… siapa
yang mau ngaji?” kataku sambal menghampiri mereka. “Yuukk… kita ngaji dulu,
setelah itu boleh main lagi” kataku lagi sambil menggandeng salah satu dari
mereka. Privat Qiro’ati ku mulai lebih pagi dari jadwal semestinya karena
anak-anak sudah ada yang datang. Jadi, jam Qiroati ini sebenarnya lebih
fleksibel. Jika guru yang bertugas sudah siap dan anak-anak sudah ada yang
dating, biasanya kita mulai lebih pagi dari jadwal telah ditentukan. Tujuannya
agar tidak terlalu menumpuk antrian saat anak-anak mulai ramai berdatangan.
Waktu menunjukkan pukul 07.55. Aku
pun memutuskan untuk menutup jam Qiro’ati. Yang artinya waktu privat Qiro’ati
telah usai. Kita akan melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu berbaris dan
pembiasaan olahraga pagi di lapangan sebelum memasuki ruang kelas. Semua anak
dibariskan di lorong tempat bermain out door yang kemudian diajak ke
lapangan untuk melakukan pembiasaan olah raga pagi. Tujuan dari pembiasaan ini
salah satunya adalah menstimulasi motorik kasar mereka. Gerakan-gerakan yang
kita lakukan mengacu pada kegiatan fisik seperti berdiri dengan satu kaki,
tangan direntangkan seolah-olah menjadi peswat terbang.
Saatnya kita masuk kelas. Aku
membiasakan anak-anak di kelas ku untuk melepas sepatu sendiri dan
menempatkannya pada rak sepatu yang telah disediakan. Memang masih ada yang
meminta bantuan, karena semua butuh proses. Melepas dan memakai sepatu sendiri
juga termasuk pembelajaran lhoo... bagi anak usia dini. Jadi, jangan
disepelekan yaa Ayah Bunda, hehe. Perkembangan sosial emosi sedang kita asah
disana. Dengan pembiasaan melepas dan memakai sepatu sendiri, anak berlatih kesabaran,
kemandirian, serta sikap pantang menyerah. Waahh… ternyata sehebat itu lhoo..
perkembangan yang didapatkan dari pembiasaan yang terkadang Ayah Bunda
sepelekan.
Kita lanjutkan kegiatan di kelas
yuukk… Sebelum memulai kegiatan inti, kita awali dengan membaca do’a, hafalan
surat-surat pendek dan doa’-do’a harian. Kemudian dilanjutkan dengan klasikal
huruf hijaiyyah. Do’a widusshobah menjadi ciri khas doa pagi di perguruan
Ma’had Islam. Ya, kami memperkenalkan do’a wirdusshobah mulai dari usia dini.
Walaupun mereka belum bisa mengerti, tetapi mereka biasa merekamnya. Anak usia
dini merupakan peniru ulung. Jadi, apa yang dlihat, dan dingar pasti akan
ditirunya. Mereka mempunyai kpasitas memori tak terbatas yang masih memiliki
ruang kosong. Masyaallah, sungguh itu adalah Kuasa Allah. Karena manusia adalah
makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhannya.
Hari ini, kita akan bermain di
Tema Lingkunganku dengan Topik Tempat bermain. Aku sudah menyiapkan berbagai
macam bentuk dan ukuran balok kayu, serta potongan kayu. Selain itu, aku juga
sudah menyiapkan gambar yang ditempel pada dinding tentang topik yang akan kita
bahas pada hari ini. Yaitu foto tempat bermain out door sekolah kami dan
tempat rekreasi kolam renang. Sebelum mereka mulai bermain, kita bercerita
terlebihdahulu tentang foto tersebut. Mereka sangat antusias dan kaget melihat
gambar tempat bermain di sekolah mereka tertempel pada dinding. Kami
bercakap-cakap tentang apa saja yang ada di gambar, dari mulai warna, nama-nama
benda, tempat, dan lain sebagainya. Dengan bercakap-cakap, kita memperkenalkan
banyak kosa kata baru dalam perkembangan bahasanya.
“Ustadzah, mau main” celetuk salah
satu dari mereka. Ternyata ada yang sudah tidak sabar untuk bermain balok,
hihi. Sepertinya harus aku cukukpan obrolan kita pagi ini teman-teman karena
sudah ada yg tidak sabar, kataku dalam hati.
“Okee… sekarang teman-teman boleh main, tapi ingat yaaa… mainnya yang baik,
dijaga tangannya” peringatku kepada mereka. “Silahkan, teman-teman boleh
membuat, seperti apa tempat bermain teman-teman” kataku yang sudah tidak mereka
dengarkan karena sudah asyik dengan balok-balok kayo di tangan.
Sembari mengawasi mereka bermain,
aku mengambil gambar untuk nantinya dilaporkan kepada wali murid. Salah satu
tugas wajib kami di kelas. Mendokumentasikan kegiatan anak-anak selama bermain
dan belajar di sekolah. Tidak dapat dipungkiri, orang tua pasti akan penasaran
dengan apa yang dilakukan oleh anak-anaknya selama di sekolah. Selain
mendokumentasikan, kami juga melayani konsultasi secara online setiap hari.
Sehingga orang tua bisa tahu perkembangan anak-anaknya di sekolah.
Ku ambil gambar sembari bercakap-cakap tentang apa yang mereka buat. Ada yang membuat perosotan, jembatan, dan lain-lain, sesuai dengan gambar yang aku tempel di dinding. Namun, ada satu anak yang menarik perhatian ku. Yuta namanya, Ahmad Yuta Suwandi Yamamoto. Seorang anak yang memiliki keturunan darah Jepang karena Ibunya asli orang Jepang .Yuta menyusun balok-balok yang telah disediakan dan menata beberapa potongan kayu disebelahnya. Ku hampiri dia dan kami mulai bercakap-cakap.
“Yuta buat apa?, tanya ku.“Tempat sholat Ustadzah”, jawabnya.
Masyaallah, ucapku dalam hati. “Oohh.. Yuta buat masjid?”, tanya ku lagi.
“Iya”, jawabnya singkat.
“Lalu ini apa?”, tanyaku lagi sambal menunjuk pada
potongan-potongan kayu yang berjejer.
“Ini jalannya, nanti lewat sini”, jawabnya lagi sambil
memperagakan orang-orangan dari balok kayu sedang berjalan di atas
potongan-potongan kayu menuju bangunan masjid yang dibuatnya.
Tak lupa ku dokumentasikan Yuta
bersama dengan bangunan masjidnya yang indah. Lagi, mereka belajar. Yaa…
begitulah proses mereka belajar. Belajar sambil bermain, bermain sambil
belajar. Dengan bermain balok, kita menstimulus jiwa seninya, imajinasinya,
mengenalkan bentuk-bentuk bangun ruang, dan juga menstimulus perkembangan
bahasanya. Jadi, jangan hanya melihat dari apa yang mereka mainkan yaa Ayah
Bunda. Tapi, stimulasi apa yang mereka dapat dalam media bermainnya.
Waahhh… ternyata dalam satu kali
pertemuan di sekolah, anak-anak mendapatkan banyak stimulasi yaaa Ustadzah.
Betul sekali Ayah Bunda. Dan, tidak hanya dalam satu aspek perkembangannya
saja, tapi disemua aspek perkembangan. Jadi, jangan ragu untuk menyekolahkan
Ananda di PAUD yaaa Ayah Bunda.
Terimakasih kepada semua wali
murid KB TPA Ma’had Islam yang telah mempercayakan anandanya di sekolah kami.
Anak adalah amanah. So, jaga dan berikan pendidikan selayaknya kepada
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar